Ketika aku menemani ibuku yang dirawat di
rumah sakit beberapa tahun silam, aku sempat berkenalan dengan seorang
pasien yang bangsalnya tepat berada di samping bangsal ibuku. Pemisah
diantara kami hanya sebuah tirai. Ia sering menutup tirainya pertanda
bahwa ia memang tak mau diganggu. Kalau sedang tidak ada yang
menungguinya, sering kudengar isakan tangisnya. Bila sanak saudara
menjenguknya, ia diam dan tak berekspresi. Beberapa kali aku pun mencoba
mengobrol dengannya, namun tak ada respon darinya. Ia terlihat begitu
lemah dan tak berdaya. Tubuhnya kurus dan tubuhnya pucat sekali.
Suatu hari ia membuat geger karena hendak
loncat dari balkon kamar rumah sakit. Sejak hari itulah aku mengetahui
bahwa ini bukan percobaan bunuh diri yang pertama kali. Ia masuk ke
rumah sakit sudah berkali-kali dengan berbagai macam cara untuk membunuh
dirinya. Aku shoock ketika mendengar dari salah seorang sanak keluarganya bahwa ia melakukan itu karena pacarnya menikah dengan orang lain.
Ini bukan kali pertama aku mendengar
kisah orang bisa bertindak nekat ketika patah hati. Betapa tersiksanya
gadis ini. Hatinya tertawan pada orang yang dicintainya. Seorang penyair
berkata,
Tak ada yang lebih sengsara di bumi daripada orang yang kasmaran
Jika ia bertemu dengan orang yang dicintai ia senang
Kau lihat ia menangis setiap saat
Karena takut berpisah atau memendam rindu
Ia juga menangis ketika berada di sampingnya karena takut berpisah
Air mata berlinang ketika berpisah
Dan airmatanya berlinang lagi ketika bertemu
Gadis itu masih muda. Masih sehat,
sebenarnya. Namun aku melihat harapan hidupnya sirna, hanya karena ia
dirudung cinta! Seolah-olah cahaya Allah padam dalam hatinya. Ia seperti
orang buta yang berjalan tanpa tujuan. Ia buta karena cinta yang tak
semestinya.
Setelah kejadian mencoba melompat itu,
kudengar suaranya parau pilu memohon pada sanak keluarganya agar ia
dibiarkan mati. Rupanya ia lelah, berkali-kali mencoba untuk bunuh diri
tapi selalu berhasil dihalangi. Hatiku ngilu. Betapa dahsayatnya cinta
menyerang seorang anak manusia. Begitu luar biasanya cinta menghancurkan
hidupnya dan memporakporandakan perasannya. Nyeri sekali melihat
keadaannya yang begitu putus asa….cintanya telah menyibukkan hati dan
pikirannya. Cintanya pula yang menjauhkan dirinya dengan Allah.
Andaikan jiwanya tak kosong, tentu ia
tidak akan sampai seperti ini. Ia tidak harus terus terkapar di rumah
sakit ini, atau mencari-cari cara untuk ‘menghentikan penderitaannya’.
Ia begitu berlebihan dalam mencintai hingga ia tak mampu lagi
mengendalikannya. Cintanya telah menghancurkan dirinya…
Orang-orang yang jatuh cinta, akan
lemahlah jiwanya, jika ia tak mampu mengendalikannya. Ia mencintai
kekasihnya dan ada yang diharapkan dari kekasihnya itu. Tidak seperti
cinta Allah pada hamba-Nya. Allah mencintai tanpa terkecuali. Allah
mencintai hamba-Nya, untuk diri mereka sendiri, bukan untuk mendapatkan
sesuatu dari orang yang dicintai. Gadis itu sangat memerlukan Allah,
yang sejatinya terus mengasihininya dan memanggilnya menuju
keridhoan-Nya, namun tampaknya ia enggan mengasihani dirinya sendiri.
Cinta butanya hanya melahirkan penderitaan dan membuat ia kehilangan
kenikmatan mencintai Allah…
Aku tak tahu sampai kapan gadis ini akan
terus-terusan menyiksa dirinya sendiri. Entah sampai kapan ia terserang
buta yang memekatkan penglihatannya dan menulikan pendengarannya itu.
Wahai Allah yang paling berhak dipuja dari segalanya, selamatkanlah hamba-hamba-Mu yang lemah karena jatuh cinta…
sincerely
wati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar